TUGAS 2
“ANALISIS DAN DESAIN
JABATAN“
Disusun
Oleh :
Nama : Hanum Titipratiwi
NPM : 23215045
Kelas : 4EB14
Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi
PTA 2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ANALISIS DAN DESAIN
JABATAN” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi uraian mengenai Analisis dan
Desain Jabatan mulai dari pengertian
desain jabatan, elemen - elemen desain pekerjaan, trade-off keperilakuan dan efisiensi, analisis
pekerjaan, analisis jabatan, arti penting analisis jabatan, tujuan analisis
pekerjaan, langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan, jenis analisis
pekerjaan, sifat dari analisis jabatan, metode mengumpulkan informasi analisis
jabatan, melakukan job classification dan the Politics of reclassification. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia, dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan
terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
serta menjadi tambahan informasi mengenai “ANALISIS
DAN DESAIN JABATAN” bagi para
pembaca.
Kami
meyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna
kesempurnaan tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat. Terimakasih.
Jakarta, November 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................. I
DAFTAR
ISI ................................................................................................ II
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan
Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ....................................................................................3
2.1 Pengertian Desain Jabatan................................................................................ 3
2.2. Elemen-Elemen Desain Jabatan........................................................................ 3
2.3. Trade - Off Keperilakuan
dan Efisiensi........................................................... 6
2.4. Pengertian Analisis Pekerjaan........................................................................... 7
2.5. Arti Penting Analisis Jabatan............................................................................ 7
2.6. Tujuan Analisis Pekerjaan............................................................................... 10
2.7. Langkah - langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan.........................................11
2.8. Jenis Analisis Pekerjaan..................................................................................12
2.9. Sifat dari Analisis Jabatan...............................................................................12
2.10. Metode Pengumpulan Informasi Analisis Jabatan…………………...............13
2.11. Klasifikasi Pekerjaan.................................................................................... 14
2.12. Politik Reklasifikasi...................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ...........................................................................................16
3.1 Kesimpulan
...................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Pada era perkembangan
globalisasi seperti saat ini, peran Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat di butuhkan oleh dunia kerja.
Strategi dalam kebutuhan dunia kerja yang merupakan suatu hal yang harus
dimiliki oleh setiap kelompok, organisasi, lembaga atau perusahaan dan telah
menjadi syarat untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Maka dari itu
setiap pekerjaan dan kegiatan yang akan dilaksanakan perlu memahami konsep
manajemen dalam pengelolaan sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia
atau Human Resource Management, mencakup berbagai arah manajemen yang
dibutuhkan di dunia industry atau dunia pendidikan. Dan untuk memahami
manajemen sumber daya manusia yang meliputi, manajemen tenaga kerja, personil,
karyawan, pegawai atau anggota shingga dapat lebih dengan mudah untuk mengidentifikasi
sumber dari mana personil itu diperoleh, menentukan atau menghitung berapa yang
dibutuhkan, merencanakan dan menganalisis pemenuhan kebutuhan sampai pada
bagaimana mengevaluasi hasil kerja. Sebagai contoh perusahaan yang masih fokus
bersaing harga, maka akan cenderung pada sentralisasi sehingga banyak pekerja
dengan gaji rendah. Sebaliknya perusahaan yang sudah fokus diferensiasi produk,
maka akan cenderung pada desentralisasi sehingga banyak pekerja dengan gaji
yangtinggi dan kemampuan yang tinggi pula. Semua ini tergantung pada tujuan perusahaan.Satu hal yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan sumber daya manusia terutama yang berkaitan dengan
kualitas hasil kerja maka yang pertama-tama harus diketahui terlebih dahulu
olehorganisasi itu adalah mengenali dan memahami tujuan struktur fungsi, tugas
dan pekerjaan apa saja yangyang ada pada
organisasi tersebut maka dari itu dalam sub topik pada bab ini akan dibahas
tentangdesain dan analisis pekerjaan.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
yang berkaitan dengan pengertian desain jabatan, elemen - elemen desain pekerjaan,
trade-off keperilakuan dan efisiensi, analisis
pekerjaan, analisis jabatan, arti penting analisis jabatan, tujuan analisis
pekerjaan, langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan, jenis analisis
pekerjaan, sifat dari analisis jabatan, metode mengumpulkan informasi analisis
jabatan, melakukan job classification dan the Politics of reclassification.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diidentifikasi teori terkait
dengan pengertian desain
jabatan, elemen - elemen desain pekerjaan, trade-off keperilakuan dan efisiensi, analisis
pekerjaan, analisis jabatan, arti penting analisis jabatan, tujuan analisis
pekerjaan, langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan, jenis analisis
pekerjaan, sifat dari analisis jabatan, metode mengumpulkan informasi analisis
jabatan, melakukan job classification dan the Politics of reclassification.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Desain Jabatan
Simamora (2004:116) mengatakan
desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode
yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana pekerjaan
tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi. Desain
pekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas, wewenang dan hubungan) balas jasa dan
kualifikasi yang dipersyaratkan (keahlian, pengetahuan dan kemampuan) untuk
setiap pekerjaan dengan cara memenuhi kebutuhan pegawai maupun perusahaan.
Pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian akan sangat sulit untuk
dilaksanakan oleh pegawai. Desain perkerjaan haruslah dirancang dengan sebaik
mungkin dengan mempertimbangkan elemen-elemen yang mempengaruhi desain
pekerjaan.
2.2. Elemen-Elemen Desain Jabatan
Menurut Handoko (2001:33) elemen-elemen desain
pekerjaan adalah :
a.
Elemen-elemen organisasional
Elemen-elemen organisasional
merupakan elemen yang harus diperhatikan suatu organisasi dalam pembentukan
atau desain perkerjaan. Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan
bersangkutan efisiensi. Efisiensi merupakan suatu pencapaian tujuan sesuai
dengan pendanaan-pendanaan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan
yang dirancang secara efisien mendorong pegawai yang mampu dan termotivasi
untuk mencapai keluaran yang maksimal. Perhatian akan efisiensi ini telah
dimulai sejak munculnya manajemen ilmiah.
Para ahli mencurahkan riset
mereka untuk menemukan cara-cara terbaik untuk merancang pekerjaan yang
efisien. Studi gerak dan waktu membeberkan sesuatu disiplin baru, yaitu teknik
industri. Berbagai upaya tersebut menunjukkan bahwa spesialisasi adalah elemen
kunci dalam desain pekerjaan. Bila para pegawai bekerja berulang-ulang sampai
batas tertentu, tingkat keluarannya bisanya lebih tinggi. Penemuan-penemuan
para peneliti ini dapat diterapkan dalam era komputerisasi sekarang.
Berikut ini adalah
elemen-elemen organisasi dalam desain pekerjaan menurut Handoko (2001:35) :
1.
Pendekatan Mekanistik
Pendekatan mekanistik berusaha
untuk mengindentifikasikan setiap tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas
dapat diatur untuk menimbulkan waktu dan tenaga para pegawai. Setelah
identifikasi tugas selesai, sejumlah tugas dikelompokkan menjadi satu
perkejaan. Hasilnya adalah spesialisasi. Pendekatan ini mendekatkan efisiensi
waktu, tenaga, biaya tenaga kerja, latihan dan pengembangan. Teknik ini masih
secara luas digunakan dalam operasi-operasi perakitan, dan terutama efektif
bila para pegawai kurang berpendidikan atau kurang mempunyai pengalaman.
2. Aliran kerja
Aliran kerja dalam suatu
organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa. Produk atau jasa
biasanya menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan sehingga
dibutuhkan aliran kerja dari suatu kegiatan.
3. Praktek-praktek kerja
Praktek-praktek kerja
merupakan cara-cara bagaimana pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode praktek
kerja ini bisanya terbentuk dari tradisi atau kesempatan kolektif para pegawai
atau bagian kontrak (perjanjian) kerja dari serikat buruh. Hal ini mengurangi
flerksibilitas departemen personalia dalam merancang pekerjaan-perkerjaan.
b.
Elemen-elemen lingkungan
Elemen-elemen lingkungan
merupakan aspek kedua dalam desain perkerjaan. Para perancang pekerjaan tidak
dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok
dalam desain pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para pegawai potensial
serta pengharapan-pengharapan sosial. Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan
dengan kemampuan dan tersedianya pegawai yang akan melaksanakan pekerjaan.
Misalnya banyak lowongan kerja yang kadang-kadang sulit untuk diisi karena
tidak tersedianya calon pegawai yang mempunyai kemepuan tertentu. Selain itu
desain pekerjaan juga dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Misalnya
masyarakat di lokasi perusahaan, meskipun tidak mempunyai keterampilan, namun
kenyataannya sering menuntut langan kerja. Disamping itu masyarakat yang
mempunyai keterampilan mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam hal
kualitas kehidupan kerja. Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin
menyarankan suatu desain perkerjaan tertentu, namun pekerjaan harus memenuhi
harapan-harapan para pegawai dan masyarakat.
c.
Elemen-elemen keperilakuan
Menurut Handoko (2001:36)
elemen-elemen keperilakuan perlu mempertimbangkan beberapa aspek dalam desain
pekerjaan, yaitu :
1.
Otonomi
Otonomi mempunyai pengertian
bahwa dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan. Seorang
pegawai diberikan wewenang untuk mengambil keputusan yang dibutuhkan dalam
bidang tugasnya. Dengan diberikannya wewenang pengambilan keputusan maka
berarti akan bertambahnya tanggung jawab, sehingga akan cenderung meningkatkan
perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi akan menyebabkan pegawai
menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya. Hal ini akan mengakibatkan
turunnya kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
2.
Variasi
Variasi pekerjaan sangat
dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Dengan variasi pekerjaan
yang baik maka tingkat kebosanan dalam melaksanakan tugas akan dapat ditekan.
Apabila seseorang pegawai telah merasa bosan maka timbul rasa lelah. Kelelahan
yang berlanjut akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas.
Dengan adanya kesalahan-kesalahan ini maka seorang pegawai akan ditegur oleh
atasannya. Dengan tguran ini maka soerang pegawai dapat merasa tidak senang dan
tidak puas dalam melaksanakan tugasnya.
3.
Indentitas tugas
Identitas pekerjaan merupakan
ciri-ciri, jenjang atau tingkatan dan klasifikasi dari suatu pekerjaan. Bila
pekerjaan tidak mempunyai identitas yang jelas, maka para pegawai akan kurang merasa
bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa kontribusi
(sumbangan-sumbangan atau hasil pekerjaan) para pegawai tidak tampak dengan
jelas, sehingga kepuasan kerja dapat menurun.
4.
Umpan balik
Bila pekerjaan-perkerjaan yang
dilaksanakan pegawai memberikan umpan balik tentang seberapa baik pelaksanaan
pekerjaan mereka, maka para pegawai akan mempunyai pedoman dan motivasi untuk
melaksanakan perkerjaan dengan lebih baik. Hasil atau nilai prestasi kerja
pegawai dalam melaksanakan tugasnya haruslah diberitahukan sehingga dapat
memperbaikinya atau dapat meningkatkannya. Sehingga kepuasan kerja dari pegawai
dapat ditingkatkan.
2.3. Trade - Off Keperilakuan dan Efisiensi
Pengertian efesiansi yaitu
perbandingan antara keluaran dengan pemasukan, unsur unsur efesiensiakan
membentuk spesialisasi yang tinggi , mengurangi perbedaan atau variasi,
meminimumkan otonomidan unsur-unsur kontradiktif lainnya.
- Produktivitas vs Spesialisasi
Tambahan spesialisasi akan
menaikan output sampai pada titik tertentu, apabila ada kenaikan spesialisasi maka
output mengalami penurunan, karena adanya kebosanan atas pelaksanaan tugasyang
terus menerus. Output dapat di tingkatkan dengan mengarungi spesialisasi
pekerjaan.
- Kepuasan Kerja vs Spesialisasi
Kepuasan
kerja akan meningkat sejalan dengan kenaikan spesialisasi dan tambahan tambahan
spesialisasi mengakibatkan kepuasan kerja akan menurun pekerjaan tanpa spesialisasi
membuat karyawan membutuhkan waktu lama untuk mempelajari pekerjaan tersebut
sampai mampu melakukannya ,kepuasan kerja akan menurun karena kurangnya otonomi
, variasi dan identitas tugas.
- Proses Belajar vs Spesialisasi
Pekerjaan
yang sangat terspesialisai lebih mudah di pelajari dibandingkan dengan
pekerjaan yang tidak terspesialisasi . proses belajar pada pekerjaan yang
terspesialisasi lebih cepat mencapai standar.pekerjaan yang tidak
terspesoialisasi memerlukan waktu lama untuk di pelajari . perputaran
karyawan versus spesialisasi pekerjaan dapat dengan mudah dan cepat di
pelajari tapi biasanya kepuasan yang di peroleh lebih rendah , kepuasan yang
rendah ini akan menyebabkan tingkat perputaran tenaga kerja tinggi (turn over
manpower).
- Perputaran Karyawan vs Speasialisasi
Walaupun pekerjaan yang terspesialisasi mudah
dipelajari, peringkat terbawah kepuasan biasanya diasosiasikan oleh mereka
dapat dipimpin sampai tingkat turnover tertinggi.
2.4. Pengertian Analisis Pekerjaan
Yang dimaksud dengan analisis
pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati
ataumengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari
supervisor. Analisis pekerjaan ini akan menghasilkan suatu daftar uraian
pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa
juga mencakup standart kualifikasi, yang merinci pendidikan dan pengalaman minimal
yang diperlukan bagi seorang pekerja untuk melaksanakankewajiban-kewajiban dari
kedudukannya secara memuaskan.
2.5. Arti Penting Analisis Jabatan
Analisis pekerjaan adalah studi sistematis mengenai tugas, kewajiban,
dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan, serta pengetahuan, kemampuan, dan
keahlian yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Analisis
pekerjaan adalah titik awal untuk hampir semua fungsi personalia dan analisis
ini sangat penting untuk mengembangkan cara penilaian personalia (Wheaton &
Whetzel, 1997).
Analisis pekerjaan dilakukan oleh individu yang sungguh memahami orang-orang, pekerjaan dan keseluruhan sistem organisasi. Dalam realitanya analisis pekerjaan dilaksanakan oleh pakar job analysis, Job Analyser dari luar, supervisor, dan manager. Orang yang menganalisis pekerjaan harus terlatih dalam metode penelitian dasar selain itu juga harus ahli dalam teknik pengukuran objektif agar dapat menghasilkan analisis yang akurat.
Analisis pekerjaan dilakukan oleh individu yang sungguh memahami orang-orang, pekerjaan dan keseluruhan sistem organisasi. Dalam realitanya analisis pekerjaan dilaksanakan oleh pakar job analysis, Job Analyser dari luar, supervisor, dan manager. Orang yang menganalisis pekerjaan harus terlatih dalam metode penelitian dasar selain itu juga harus ahli dalam teknik pengukuran objektif agar dapat menghasilkan analisis yang akurat.
Dalam proses analisis pekerjaan
terdapat tiga tahapan penting yaitu :
1.
Mengumpulkan informasi,
2.
Menganalisis dan mengelola informasi jabatan, dan
3.
Menyusun informasi jabatan dalam suatu format yang
baku.
Analisis pekerjaan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan uraian
jabatan yang baik pula, dan kemudian dapat dijadikan bahan baku yang baik untuk
proses pengelolaan SDM yang lain (evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi,
manajemen kinerja penyusunan kompetensi, pelatihan).
Analisis pekerjaan adalah suatu proses, sedangkan produknya adalah
deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, dan evaluasi jabatan. Analisis
pekerjaan pada intinya terdiri dari rangkaian sejumlah informasi yang
digali melalui pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pertanyaan dalam analisis
pekerjaan itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
·
What : menanyakan tentang apa yang dikerjakan pada
jabatan tersebut atau tugas-tugas apa sajakah yang terdapat pada jabatan
tersebut.
·
How : terkait dengan informasi tentang bagaimana
mengerjakan pekerjaan atau tugas-tugas dalam jabatan tersebut atau terkait dengan
cara/ prosedur pelaksanaan tugas.
·
Why : menyangkut penggalian informasi tentang
mengapa tugas-tugas dalam jabatan tersebut dilakukan atau untuk tujuan apa
tugas-tugas tersebut dikerjakan.
·
Skill involved : kecakapan/ kepandaian/ ketrampilan
apakah yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan/ tugas-tugas tersebut.
Begitu pentingnya analisis jabatan ini sehingga mengharuskan organisasi
untuk tetap melakukan uraian terhadap jabatan dalam organisasi dapat berjalan
dengan lancar. Terdapat enam alasan penting mengapa analisa jabatan sangat
diperlukan dalam sebuah organisasi :
1.
Organisasi baru dibentuk. Uraian jabatan pada
hakikatnya sama pentingnya dengan alasan mengapa organisasi itu dibentuk.
Setiap organisasi yang baru muncul atau dibentuk tentu akan memiliki jenis
pekerjaan yang berbeda dengan organisasi lain yang telah terbentuk. Karena
organisasi itu baru dibentuk, maka penting sekali untuk menjelaskan atau
menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan dilakukannya
2.
Pembentukan suatu pekerjaan baru. Alasan ini
mengadu pada munculnya jenis pekerjaan yang baru dan sama sekali tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan sebelumnya. Bila organisasi yang baru dibentuk
tidak memunculkan jenis pekerjaan yang baru, maka uraian jabatan tidak perlu
dilakukan.
3.
Karyawan tidak paham terhadap
pekerjaannya. Ada sebagian karyawan, terutama yang baru diterima tidak
memahami apa yang akan dikerjakannya nanti. Walaupun dalam iklan lowongan
pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis pekerjaan apa yang
dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk menyamakan pandangan
terhadap jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4.
Tumpang tindih dan konflik. Antara karyawan
yang satu dengan yang lainnya seringkali melakukan pekerjaan yang sama meskipun
mereka berada dalam bidang berbeda. Kondisi ini dapat mengakibatkan salah paham
atau konflik terutama dalam hal pertanggungjawaban atas pekerjaan. Hal ini
tentu disebakan oleh belum jelasnya pekerjaan masing-masing karyawan.
5.
Arus kerja tidak lancar. Dalam arus kerja,
pekerjaan yang satu tentu berhubungan dengan pekerjaan yang lainnya. Apabila
satu pekerjaan belum memahami keana pekerjaan itu diteruskan maka kondisi itu
dapat mengakibatkan terhentinya proses pada pekerjaan yang lain.
6.
Sistem penggajian tidak konsisten. Uraian
jabatan akan memberikan batasan-batasan terhadap pekerjaaan yang akan
dilakukan. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dilakukan tentu akan semakin
besar kompensasi (gaji) yang diperoleh. Ketidakjelasan terhadap jenis pekerjaan
yang dilakukann akan menyebabkan tidak adanya konsistensi dalam hal pemberian
imbalan gaji.
2.6. Tujuan Analisis Pekerjaan
Analisis
pekerjaan dipakai untuk berbagai tujuan, baik sektor publik maupun sektor
swasta. Berikut ini tujuan dari analisis pekerjaan :
- Job description, yang berisi informasi pengeidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar- standar pekerjaan.
- Job classification,penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu. Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang didasrkan pada teknologi, dan tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada perilaku manusia.
- Job evaluation,suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait.
- Job desing instructuring,meliputi usaha-usaha untuk mengalokasi dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
- Personal requirement/spesifications,berupa penyusunan persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills), ketangkasan(aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
- Performance appraisal,tujuan penting daripada penilaian performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
- Worker training,untuk tujuan-tujuan pelatihan.
- Worker mobility, ,untuk tujuan mobilitas pekerja(karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi, pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
- Efficiency,ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
- Safety,sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
- Human resource planning,ini meliputi kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dll.
- Legal/quasi legal requirements,aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
2.7. Langkah
- langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan
- Menentukan pengguna hasil informasi analisis pekerjaan. Artinya penganalisis harus tau, informasi ini nantinya untuk siapa. Karena hasilnya akan digunakan untuk menentukan jenis data yang dikumpulkan dan metode pengumpulan datanya.
- Mengumpulkan informasi tentang latar belakang organisasi. Hal ini seperti data bagan organisasi, bagan proses, dan uraian pekerjaan.
- Menyeleksi muwakal jabatan yang akan dianalisis, artinya penganalisis harus memilih beberapa muwakal jabatan untuk dianalisis.Tujuannya untuk menghemat biaya dan effisiensi waktu.
- Mengumpulkan informasi analisis pekerjaan, mengadakan analisis pekerjaan secara actual menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan,perilaku karyawan,kondisi kerja dsb.
- Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi tersebut hendaknya diversivikasi oleh pekerja yang akan melakukan pekerjaan itu.
- Menyusun uraian dan spesifikasi pekerjaan
- Meramalkan/memperhitungkan perkembangan perusahaan.
2.8. Jenis Analisis Pekerjaan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan yang
utama yakni :
1. Analisis pekerjaan tradisional (Traditional Job
Description), yang mana hanya mencari informasi sekitar 3 aspek, yaitu: (a)
Tanggung jawab (responsibilities) dari seseorang terhadap pekerjaannya dan
tunduk pada pengarahan dan pengendalian, (b) Kewajiban (duties) umum
dari orang yang memegang suatu kedudukan, dan (c) Kualifikasi (qualification)
minimal yang layak untuk diterima.
2. Analisis pekerjaan yang berorientasi pada hasil (Results-oriented
Job Description), dimana lebih menekankan pada manfaat suatu pekerjaan,
harapan yang akan dicapai, sesuai dengan aspek-aspek, yaitu :
a. Tasks,
perilaku, kewajiban atau fungsi apa yang penting untuk suatu pekerjaan;
b. Conditions,
berkaitan dengan sifat dasar pekerjaan, syarat-syarat suatu pekerjaan serta
kondisinya;
c. Standards,
ini berhubungan dengan performansi suatu pekerjaan baik dilihat dari segi
standar kuantitas, standar kualitas, dan standar waktu dikaitkan dengan tujuan
organisasi;
d. SKAs
(Skills, Knowledge, Abilities), yang mana dibutuhkan
kriteria kecakapan, pengetahuan dan kemampuan yang standar minimal layak untuk
diterima;
e. Qualifications,
yang berkaitan dengan kualifikasi pendidikan, kualifikasi pengalaman,dan
kualifikasi tambahan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan.
2.9. Sifat dari Analisis Jabatan
Definisinya : Prosedur untuk menetapkan tugas &
tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan
dipekerjakan untuk itu.
Ø
Melalui analisis jabatan diperoleh informasi : aktivitas
kerja, perilaku manusia, mesin-alat-perlengkapan-bantuan kerja yang digunakan,
standar kinerja, konteks jabatan & tuntutan, manusiawi.
Ø
Kegunaan dari informasi analisis jabatan : perekrutan &
seleksi, kompensasi, penilaian kinerja, pelatihan dan memastikan pengangkatan
yang lengkap atas semua tugas.
Ø
Langkah ke dua dalam analisis jabatan : identifikasi pemakaian
atas informasi, meninjau informasi latar belakang, pilih posisi untuk
dianalisis, analisa, klarifikasi informasi dengan pemegang jabatan,
dikembangkan.
2.10. Metode Pengumpulan Informasi Analisis Jabatan
Untuk memperolah informasi
analisis pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang umum
digunakan dalam mengumpulkan informasi adalah observasi, wawancara, dan angket.
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode
yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dengan mengamati individu yang
melakukan pekerjaan itu dan mencatatnya untuk menguraikan tugas dan kewajiban
yang dilakukannya. Metode observasi sangat tepat jika dilakukan pada jenis
pekerjaan yang bersifat pengulangan. Penggunaan metode observasi memungkinkan
analisis dilakukan dekat dengan suasana pekerjaan dilapangan. Walaupun sifatnya
pengamatan, namun tidak seharusnya analis mengamati secara kontinyu perkembangan
dari waktu ke waktu. Penggunaan work sampling dan employee diary/log.
2. Metode Wawancara
Pekerja diseleksi dan
diwawancara secara langsung ditempat pekerjaan meraka atau mereka yang terkait
langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga jenis wawancara dapat digunakan
untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu wawancara individual, wawancara
kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler : 1997). Dalam beberapa keadaan,
seperti pekerjaan yang diarahkan oleh tim, dapat juga digunakan wawancara kelompok.
Salah satu kelemahan metode wawancara adalah sangat memakan waktu, khususnya
jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga pegawai yang melakukan setiap
pekerjaan.
3. Metode Angket
Dengan mengunakan angket, yang
bersangkutan diminta untuk memberikan data-data mengenai jabatannya dangan
kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan mengisi kuisioner untuk
menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab
mereka. Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah informasi atas
sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam waktu yang relative
singkat. Sebaliknya, metode angket memerlukan waktu yang lama untuk menguji
kuisioner tersebut.
2.11. Klasifikasi Pekerjaan
Sistem klasifikasi untuk semua pekerjaan, baik
untuk sektor publik maupun sektor swasta, didasarkan atas beberapa faktor,
diantaranya adalah :
1. Masukan informasi, dimana dan bagaimana pekerja
memperoleh informasi yang diperlukan untuk suatu pekerjaan.
2. Proses mental, pertimbangan apa yang ditekankan
dalam pembuatan keputusan, perencanaan dan aktifitas dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Output pekerjaan, aktifitas fisik apa yang
dilakukan oleh pekerja, dan alat apa yang dipakai oleh para pekerja?
4. Relasi dengan orang, relasi dengan orang lain yang
bagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan pekerjaan?
5. Konteks pekerjaan, dalam kontek fisik dan sosial
apa pekerjaan dilaksanakan?
6. Metode kerja, metode atau teknik apa yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan?
7. Ciri-ciri pekerja, ciri-ciri kepribadian atau
kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan?
2.12. Politik
Reklasifikasi
Daya tangkap politik mempengaruhi
fungsi-fungsi alokasi dari analisis pekerjaan dengan cara mendeskripsikan
ramifikasi politik mengenai dua jenis keputusan reklasifikasi, yaitu: (a)
reklasifikasi yang menyebabkan perubahan dalam gaji, dan (b) reklasifikasi yang
menyebabkan perubahan status dari suatu posisi pelayanan sipil yang telah
diklasifikasikan dalam unit hasil kompromi bersama keposisi yang dikecualikan
atau di luar unit kompromi. (Gomes, 2003, hal. 103)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Analisis
Pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan mengamati cara atau
mengadakan interview terhadap pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari
supervisor. Analisis pekerjaan (job analysis) perlu dilakukan agar dapat
mendesain organisasi serta menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan,
dan evaluasi pekerjaan. Analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa
pekerjaan itu harus dikerjakan.
Pengumpulan
data dalam analisa pekerjaan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : Observasi,
Wawancara, Kuesioner, dan Catatan Harian Kerja Karyawan.
Proses
penyelenggaraan dalam analisa pekerjaan ada beberapa tahap-tahap, yaitu :Tahapan
Persiapan, Pengumpulan Data, Kombinasi, Pengolahan data, dan diskusi hasil pengolahan
data.
3.2. Saran
Dalam makalah ini kami penulis
menyarankan agar analisis jabatan hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin,
mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya manusia dalam rangka
pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi dalam informasi mengenai analisis
jabatan. Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi
manajer sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber
daya manusia dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35210984/Makalah_msdm
Diakses pada tanggal 05 November 2018. Pukul 21.46 WIB.
Dessler,
Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks
Handoko, Hani T. Manajemen
Personalia dan sumber Daya Manusia. Yogyakarta: 1993.
Moekijat. Analisa
Jabatan. Bandung: Alumni, 1982.
Nitisemito, Alex S. Manajemen
Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar