“
Perekonomian Indonesia “
Nama
: Hanum Titipratiwi
Kelas
: 1EB13
NPM
: 23215045
Universitas
Gunadarma
Fakultas
Ekonomi
ATA
2015/2016
Perekonomian
Indonesia Saat Ini
Perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5,2 hingga
5,6 pada tahun 2016, membaik dibandingkan capaian pada tahun 2015 yang mencapai
4,79 persen.
Lalu, bagaimana prospek perekonomian Indonesia tahun ini apabila dilihat dari kacamata Feng Shui?
Ahli Feng Shui Mauro Rahardjo menuturkan, pada tahun 2016 yang merupakan tahun Monyet Api, Indonesia berada pada posisi bintang 6. Artinya, Indonesia akan mengalami keberuntungan. (Feng Shui Mauro Rahardjo)
"Maka dalam segi ekonomi akan mengalami peningkatan," ungkap Mauro sela-sela sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (2/3/2016). (Mauro sela-sela)
Mauro menjelaskan, perekonomian Indonesia akan mengalami peningkatan dan perbaikan pada paruh kedua tahun 2016.
Di bulan Agustus, perbaikan tersebut akan terjadi, sementara pada bulan Februari hingga Juli 2016 masih banyak terjadi keragu-raguan. Menurut Mauro, keragu-raguan tersebut terkait aspek politik.
Pada tahun 2014, ujar Mauro, pemerintahan Presiden Joko Widodo mengalami banyak goncangan terkait politik, sehingga banyak pihak yang masih ragu dan menunggu untuk melakukan investasi atau kegiatan ekonomi.
Akan tetapi, keraguan tersebut perlahan hilang pada tahun 2016. Tepatnya pada enam bulan kedua di tahun ini, perekonomian berjalan menuju zona perbaikan.
"Partai yang antipati terhadap Jokowi sekarang mendukung pemerintah. Di enam bulan pertama, orang masih wait and see. Di paruh kedua terlihat betul-betul ikhlas dalam dukungan terhadap pemerintah. Saya yakin masyarakat yakin tidak akan dirusuhi urusan-urusan politik," tutur Mauro.
Lalu, bagaimana prospek perekonomian Indonesia tahun ini apabila dilihat dari kacamata Feng Shui?
Ahli Feng Shui Mauro Rahardjo menuturkan, pada tahun 2016 yang merupakan tahun Monyet Api, Indonesia berada pada posisi bintang 6. Artinya, Indonesia akan mengalami keberuntungan. (Feng Shui Mauro Rahardjo)
"Maka dalam segi ekonomi akan mengalami peningkatan," ungkap Mauro sela-sela sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (2/3/2016). (Mauro sela-sela)
Mauro menjelaskan, perekonomian Indonesia akan mengalami peningkatan dan perbaikan pada paruh kedua tahun 2016.
Di bulan Agustus, perbaikan tersebut akan terjadi, sementara pada bulan Februari hingga Juli 2016 masih banyak terjadi keragu-raguan. Menurut Mauro, keragu-raguan tersebut terkait aspek politik.
Pada tahun 2014, ujar Mauro, pemerintahan Presiden Joko Widodo mengalami banyak goncangan terkait politik, sehingga banyak pihak yang masih ragu dan menunggu untuk melakukan investasi atau kegiatan ekonomi.
Akan tetapi, keraguan tersebut perlahan hilang pada tahun 2016. Tepatnya pada enam bulan kedua di tahun ini, perekonomian berjalan menuju zona perbaikan.
"Partai yang antipati terhadap Jokowi sekarang mendukung pemerintah. Di enam bulan pertama, orang masih wait and see. Di paruh kedua terlihat betul-betul ikhlas dalam dukungan terhadap pemerintah. Saya yakin masyarakat yakin tidak akan dirusuhi urusan-urusan politik," tutur Mauro.
Perekonomian Indonesia 2016
Diyakini Lebih Baik
Panitia Kerja (Panja) Komisi XI DPR, M Misbakhun
optimistis perekonomian Indonesia pada 2016 akan semakin baik ketimbang 2015.
Optimisme itu didasari mulai stabilnya kondisi perekonomian global dan
regional.
Misbakhun mengatakan, perekonomian Indonesia pada
2015 yang sempat diprediksikan akan anjlok ternyata tak seburuk yang
diperkirakan. (Misbakhun)
“Capaian kondisi ekonomi nasionalnya bagus karena
Presiden Jokowi mempunyai Menteri Keuangan Bambang Brodjenegoro yang mau
bekerja keras untuk menjalankan setiap detail perintah Presiden dengan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab,” kata Misbakhun dalam keterangan tertulisnya,
Selasa (5/1/2015).
Oleh karena itu, Misbakhun meyakini perekonomian
Indonesia pada 2016 akan lebih memberikan harapan karena sudah terjadi
stabilisasi ekonomi nasional setelah terkena imbas pelambatan ekonomi global
dan regional.
Anggota Badan Anggaran DPR itu juga meyakini target
pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 sampai 5,5 persen akan bisa dicapai.
Terlebih, di tengah memburuknya perekonomian 2015,
pemerintah masih mampu menahan angka pertumbuhan di angka 4,7 sampai 4,85
persen.
Mantan pegawai Departemen Keuangan itu menjelaskan,
kondisi perekonomian 2015 justru lebih baik ketimbang 2014.
Menurut dia, dengan pertumbuhan ekonomi 4,7 sampai
4,8 pada 2015, angka inflasi hanya 3,35 persen.
“Ini justru setara dengan pertumbuhan sebesar tujuh
persen karena pertumbuhan yang dicapai di tahun 2015 tidak digerus oleh besaran
laju inflasi. Bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 yang mencapai
lima persen, tetapi laju inflasinya sebesar 8,8 persen. Akibatnya inflasi
2014 menggerogoti laju pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Misbakhun menambahkan, dari sisi kebijakan moneter,
pada tahun 2016 ini sudah ada kepastian tentang tingkat suku bunga di Amerika
Serikat.
Dengan demikian, lanjut dia, kondisi perekonomian
secara global bisa memberikan ketenangan pada gejolak di pasar uang dan pasar
modal. Menurut dia, kondisi itu akan membuat nilai tukar Rupiah lebih stabil.
“Sehingga volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS lebih bisa dijaga pada kisaran yang direncakanan
di APBN 2016 sebesar Rp 13.900 per dollar AS,” tuturnya.
Namun, ia juga mengingatkan soal kendala yang masih
menghadang pada 2016. Di antaranya adalah menurunnya nilai ekspor Indonesia
baik dari komoditas, mineral ataupun migas.
Selain itu, harga komoditas minyak sawit (crude
palm oil/CPO) dan karet yang jatuh masih menjadi masalah sehingga memengaruhi
nilai ekspor dan jumlah cadangan devisa Indonesia.
“Hal yang sama terjadi pada ekspor hasil mineral
kita karena pembangunan smelter belum memberikan dampak signifikan pada
sumbangan nilai ekspor karena masih dalam proses pembangunan,” ujar Misbakhun.
Namun, sambung politisi Golkar itu, pemerintah bisa
mengatasinya dengan memperkuat perekonomian domestik.
Menurut dia, Indonesia dengan jumlah penduduk yang
mencapai 255 juta jiwa memiliki potensi besar dari sisi daya beli dan konsumsi.
“Potensi ini harus bisa dikelola dengan baik.
Kemudahan investasi baru harus dipermudah sehingga banyak tercipta lapangan
kerja baru,” ujar Mibakhun.
Selain itu, dibutuhkan pula sinkronisasi kebijakan
sektor fiskal dan moneter untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.
Caranya, kata Misbakhun, pemerintah bisa
mendorongnya melalui realisasi pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok
penjuruh tanah air.
“Sehingga secara regional lahir daerah dan kawasan
pertumbuhan ekonomi baru yang akan memberikan kontribusi secara agregat pada
pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Analisis
:
Perekonomian Indonesia diprediksi
akan tumbuh pada kisaran 5,2 hingga 5,6 pada tahun 2016, membaik dibandingkan
capaian pada tahun 2015 yang mencapai 4,79 persen. Prospek perekonomian
Indonesia tahun ini menurut Ahli Feng Shui Mauro Rahardjo menuturkan, pada
tahun 2016 yang merupakan tahun Monyet Api, Indonesia berada pada posisi
bintang 6. Artinya, Indonesia akan mengalami keberuntungan. Sedangkan menurut
Mauro sela-sela “Maka dalam segi ekonomi akan mengalami peningkatan dan
perbaikan pada paruh kedua tahun 2016.”
Misbakhun optimistis perekonomian
Indonesia pada tahun 2016 akan semakin baik ketimbang tahun 2015. Optimisme itu
didasari mulai stabilnya kondisi perekonomian global dan regional. Menurut Misbakhun,
perekonomian Indonesia pada tahun 2015 yang sempat diprediksikan akan anjlok
tak seburuk yang diperkirakan. Oleh Karena itu, Misbakhun meyakini perekonomian
Indonesia pada tahun 2016 akan lebih memberikan harapan karena sudah terjadi
stabilisasi ekonomi nasional setelah terkena imbas pelambatan ekonomi global
dan regional. Anggota Badan Anggaran DPR itu juga meyakini target pertumbuhan
ekonomi di kisaran 5 sampai 5,5 persen akan bisa dicapai. Terlebih, di tengah
memburuknya perekonomian 2015, pemerintah masih mampu menahan angka pertumbuhan
di angka 4,7 sampai 4,85 persen.
Referensi
:
1. Feng Shui
Mauro Rahardjo.2016. “Perekonomian Indonesia”, www.kompas.com, 05 Maret
2016. Pukul 15.00
2.
Misbakhun, Mukhamad. 2016. “Perekonomian Indonesia 2016 Diyakini Lebih Baik”, www.kompas.com,
05 Maret 2016. Pukul 14.00
3. Sela-sela, Mauro. 2016. “Perekonomian Indonesia”, www.kompas.com, 05 Maret 2016. Pukul 14.30
3. Sela-sela, Mauro. 2016. “Perekonomian Indonesia”, www.kompas.com, 05 Maret 2016. Pukul 14.30